Sabtu 29 Oct 2016 23:29 WIB

'Mahasiswa Masa Kini tak Sekritis Dulu'

Rep: Ali Mansur/ Red: Reiny Dwinanda
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Jabar menggelar aksi 'Manifesto Reformasi' di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (17/5). (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Jabar menggelar aksi 'Manifesto Reformasi' di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (17/5). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Voxpol Center, Pangi Syarwi mengkritisi kaum pemuda, terutama mahasiswa. Ia mengamati mahasiswa masa kini tidak sekritis pendahulunya dalam mengawasi pemerintahan. "Padahal, Indonesia didirikan oleh kaum muda, seperti Soekarno," ujarnya berkomentar.

Pangi mengingatkan mahasiswa sesungguhnya memiliki tugas untuk senantiasa kritis. Terlebih, dalam melihat segala aspek kebangsaan. "Dengan begitu, perjalanan pemerintah saat ini akan terpantau berada pada jalur yang semestinya," tutur Pangi dalam dialog kebangsaan dengan tema, 'Konsolidasi Pemuda, Evaluasi Kepemimpinan, dan Penguatan Nilai Kebangsaan" di Jakarta, Sabtu (29/10).

Mahasiswa, lanjut Pangi, dapat menjadikan semangat sumpah pemuda sebagai momen kebangkitan semangat kaum muda. Tak hanya itu, Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal  28 Oktober harusnya menjadi pengingat kaum muda akan peran pentingnya bagi bangsa negara.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Progres Indonesia Taufik Amrullah mengatakan pemuda harus mempelajari ulang sejarah Republik Indonesia. Hal itu diperlukan agar kaum muda Indonesia, tidak terkecuali mahasiswa, sadar akan perannya dalam siklus kepemimpinan di Indonesia. "Setiap pemuda memiliki peran pada masanya masing-masing, bahkan itu terjadi pada siklus 20 tahunan. Terakhir saat lahirnya era reformasi dengan diiringi dengan jatuhnya pemerintahan Orde Baru pada 1998 silam."

Taufik menyemangati kawula muda untuk senantiasa mencatat karyanya masing-masing dalam sejarah Republik Indonesia. "Pemuda juga harus kritis dalam menyikapi kepemimpinan nasional saat ini," ujar Taufik.

Sekjen PP KAMMI Irfan Ahmad Fauzi berharap kaum muda bisa menghidupkan kembali semangatnya, seperti pada tahun 1928. Ia berpendapat semangat Sumpah Pemuda pada masa lalu sangat cocok diimplementasikan pada masa kini, terutama tentang semangat persatuan. "Hal ini harus ditiru oleh pemuda zaman sekarang agar tidak gampang terpecah belah dalam menyikapi masalah bangsa ini."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement