Sabtu 02 Mar 2024 05:57 WIB

Baznas: Israel Bidab dan Tidak Manusiawi  

Israel menyerang pengantre bantuan di Gaza

Rep: Mabruroh / Red: Nashih Nashrullah
Warga Gaza melaksanakan shalat Jumat di samping puing-puing Masjid Al-Farooq, di Rafah, Jalur Gaza selatan, Jumat (1/3/2024). Masjid tersebut hancur akibat serangan udara Israel. Meski masjid hancur, namun hal itu tidak menyurutkan niat warga Palestina untuk menunaikan shalat Jumat berjamaah.
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Warga Gaza melaksanakan shalat Jumat di samping puing-puing Masjid Al-Farooq, di Rafah, Jalur Gaza selatan, Jumat (1/3/2024). Masjid tersebut hancur akibat serangan udara Israel. Meski masjid hancur, namun hal itu tidak menyurutkan niat warga Palestina untuk menunaikan shalat Jumat berjamaah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) sangat mengutuk keras aksi biadab tentara Israel pada Kamis (29/2/2024). Tentara Israel menembak warga Palestina yang sedang mengantre mendapat bantuan makanan, dengan korban 112 orang.

“Kami sangat mengutuk keras apa yang dilakukan oleh tentara Israel, ini sangat biadab dan tidak manusiawi, di mana warga yang sangat lemah sedang menanti bantuan, kemudian ditembaki,” kata Ketua Umum Baznas RI, KH Noor Ahmad dalam sambungan telepon, Jumat (1/3/2024).

Baca Juga

Di saat bersamaan kata Kiai Noor, dirinya juga mengaku bersimpati atas kesabaran warga Palestina dalam menghadapi kekejaman dan kekejian Israel. Menurutnya, kekuatan iman dan kekuatan kebangsaan mereka dalam mempertahan diri, harus terus mendapatkan dukungan.

“Kami mengharap apa yang kami lakukan selama ini, semata-mata adalah bagian dari empati kami kepada bangsa Palesina. Agar bangsa Palestina tidak merasa sendirian dan bangsa Indonesia akan selalu bersama bangsa Palestina,” tutur Kiai Noor.

“Oleh karena itu kami terus berusaha membantu walaupun dengan cara yang sulit, dengan cara yang harus kami melalui berbagai macam kerja sama dengan lembaga-lembaga yang ada di Mesir,” jelas Kiai Noor. 

Jelang Ramadhan nanti, tuturnya,  Baznas akan mengirimkan sekitar 34 kontainer melalui lembaga-lembaga amal di Mesir. Bahkan pada minggu kedua di bulan Ramadhan nanti, Baznas bekerja sama dengan Palanf Merah Mesir akan mendirikan dapur umum di Rafah untuk para pengungsi Palestina yang ada di sana.

“Harapan kami agar Israel juga tahu diri, jangan sampai membantai ataupun memburu para pengungsi yang ada di Rafah tersebut, mereka adalah warga sipil yang dalam hal ini butuh hidup dan mereka juga harus dijamin kehidupannya sebagai umat manusia, sebagai hamba Allah yang tidak bisa dibantai begitu saja,” ungkapnya.

“Kita juga mendesak Pengadilan internasional untuk benar-benar bisa mengawal keputusannya. Untuk memberikan sanksi kepada israel. Kita juga berharap Amerika (agar) tahu diri supaya mereka jangan terus membantu Israel. Israel sudah keterlaluan, sudah tidak bisa dimaafkan lagi, sudah sangat biadab dan sudah sangat tidak manusiawi,” kata kiai Noor.

Di lokasi terpisah, pada Kamis (29/2/2024), pihak berwenang kesehatan Gaza mengatakan pasukan Israel menembaki orang-orang yang sedang menunggu bantuan di Kota Gaza. Serangan itu menewaskan 70 orang dan melukai 280 lainnya, salah satu rumah sakit mengatakan mereka menerima 10 jenazah dan lusinan pasien terluka.

Juru bicara militer Israel mengatakan mereka tidak mengetahui adanya penembakan di lokasi tersebut. Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qidra mengatakan insiden tersebut terjadi di bundaran al-Nabulsi di barat Kota Gaza.

Qidra mengatakan tim medis di Rumah Sakit al-Shifa kewalahan menghadapi jumlah dan keparahan luka dari puluhan orang yang terluka. Kepala Rumah Sakit Kamal Adwan di Kota Gaza, Hussam Abu Safieyah mengatakan ia menerima 10 jenazah dan lusinan korban luka dari insiden ini.

"Kami tidak tahu berapa banyak yang ada di rumah sakit lain," kata Safieyah dalam sambungan telepon, Kamis (29/2/2024).

Dalam pernyataannya Hamas mengatakan insiden itu dapat menggagalkan perundingan untuk mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera. Israel mulai menyerang Gaza dari udara, darat dan udara sebagai balasan serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu.

Jumlah kematian di Jalur Gaza sejak meningkatnya konflik Hamas-Israel telah melampaui 30 ribu jiwa, dengan mayoritas dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Kamis (29/2/2024) .

“Korban tewas di Gaza telah melampaui 30 ribu orang – sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak,” tulis Tedros dalam platform X.

Kementerian Kesehatan  Palestina juga mengatakan bahwa 70.215 warga Palestina lainnya menderita luka-luka dalam periode yang sama.

Dalam 24 jam terakhir, militer Israel melakukan 11 aksi pembantaian di Jalur Gaza sehingga menyebabkan 96 orang gugur dan 172 lainnya luka-luka.

"Ada banyak orang yang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan, sementara tim penyelamat tidak bisa menjangkau mereka," kata kementerian tersebut.

Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas yang dilakukan kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober, yang diyakini telah menyebabkan hampir 1.200 warga Israel tewas.

Sekitar 85 persen warga Gaza telah mengungsi akibat agresi Israel tersebut dan seluruh warga Palestina di sana menderita kerawanan pangan, menurut PBB.

Ratusan ribu orang tidak punya tempat berlindung, sementara jumlah truk bantuan yang memasuki wilayah tersebut berkurang hingga kurang dari separuhnya jika dibandingkan dengan sebelum konflik.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Lewat putusan sementara pada Januari, mahkamah itu memerintahkan Israel untuk menghentikan aksi genosida dan mengambil tindakan untuk memastikan bahwa bantuan kemanusiaan dapat disalurkan kepada warga sipil di Gaza.

photo
Kelaparan Esktrem di Gaza - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement