Senin 11 Dec 2023 17:37 WIB

Jembatan Pandansimo Mulai Dibangun, Peluang Bantul Pacu Perekonomian

Adanya jembatan ini untuk memperkuat konektivitas Jawa bagian selatan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X melakukan groundbreaking untuk memulai proyek pembangunan Jembatan Pandansimo.
Foto: Idealisa Masyrafina
Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X melakukan groundbreaking untuk memulai proyek pembangunan Jembatan Pandansimo.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL - Proyek Strategis Nasional Jembatan Pandansimo sepanjang 1.900 meter yang menghubungkan Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul di sisi timur, dan Kapanewon Galur, Kabupaten Kulonprogo di sisi barat, mulai dibangun.

Jembatan ini akan menjadi sarana pendukung mobilitas, dan memperkuat konektivitas wilayah selatan DIY. Adanya jembatan ini juga untuk memperkuat konektivitas Jawa bagian selatan, yang membentang dari Banten hingga Jawa Timur.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan, Bantul telah ditetapkan sebagai teras depan DIY oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Hal ini karena menurut Ngarso Dalem, wilayah DIY menghadap ke selatan, bukan ke utara.

"Artinya tamu DIY akan melihat teras depan terlebih dahulu sebelum masuk ruangan dalam, karenanya Bantul harus berbenah," ujar bupati Bantul saat ditemui usai groundbreaking Jembatan Pandansimo, Senin (11/12/2023).

Ia juga berharap jembatan ini nantinya menjadi kebangkitan baru ekonomi di Bantul. Selain jembatan tersebut, infrastruktur Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) lain juga telah dibangun di wilayah Bantul seperti Jembatan Kretek 2 dan Kelok 18 yang menghubungkan Bantul dengan Gunungkidul.

Lalu pada hari ini mulai dibangun Jembatan Pandansimo dengan anggaran spektakuler yakni Rp 814 miliar, hampir separuh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bantul.

Dengan selesainya Jembatan kretek, Kelok 18, dan Jembatan Pandansimo artinya Bantul menjadi daerah yang terbuka dan menjadi sangat aksesibel.

"Dengan ini, Bantul sebagai teras depan Yogya dengan sarana dan prasarana tersebut, akan semakin sempurna. Ini dapat menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi karena aksesibilitas dari dan ke Bantul semakin mudah. Apalagi kita punya pantai yang eksotis dan top of mind di DIY yaitu Pantai Parangtritis," kata bupati.

Selain itu, bupati mengajak seluruh warga Bantul untuk menangkap peluang ini dengan berbagai kreativitas. Salah satu syaratnya adalah Bantul harus bersih, melalui gerakan Bantul Bersih Sampah (Bantul Bersama) 2025.

"Sebagai teras depan kita malu, pekarangan kotor, maka Bantul harus bersih dan masyarakat harus kreatif supaya pertumbuhan ekonomi kita meningkat," ujarnya.

Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan pembangunan Jembatan Pandansimo dapat menjadi jalan pembuka kesejahteraan bagi masyarakat Bantul dan Kulonprogo.

“Saya optimistis, hadirnya Jembatan Pandansimo, tidak hanya menjadi modal mobilitas transportasi, tetapi juga menjadi konektor pengembangan sektor ekonomi, logistik, dan memacu pertumbuhan multi-sektor lainnya, di wilayah Bantul dan Kulonprogo,” kata Sultan.

Lokasi Jembatan Pandansimo yang berada pada karakteristik tanah yang berpasir dan muka air tanah dangkal. Lokasi ini dekat dengan sumber gempa sesar opak dengan radius kurang dari 10 km, menyebabkan jembatan ini memiliki kerentanan terhadap potensi likuifaksi.

Menurut Sultan, dengan teknologi LRB atau Lead Rubber Bearing pada struktur bawah jembatan yang fungsinya untuk meredam gempa, jembatan ini diperkirakan dapat menahan guncangan gempa sekitar 8-9 skala Richter.

"Pantai selatan ini kan patahan, jadi semua program infrastruktur sudah mengantisipasi hal itu seperti bandara dan jembatan. Jadi antara 8-9 skala richter mungkin masih aman, kalau tsunami juga jaraknya kan cukup jauh, 500 meter," katanya.

Nantinya, Jembatan Pandansimo diharapkan dapat menjadi ikon inovasi dan eksplorasi potensi  pariwisata kawasan pantai selatan DIY. Jembatan ini diharapkan juga menjadi bagian dari strategi, untuk meretas berbagai tantangan pembangunan, dan merintis jalan baru, dalam menciptakan perubahan dan nilai yang signifikan. (Idealisa masyrafina)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement