Senin 13 Nov 2023 12:29 WIB

Hamas Desak Intervensi Internasional Agar BBM Masuk Gaza demi Operasional RS

Israel pura-pura beri 300 liter bahan bakar yang dianggap remehkan rasa sakit pasien

RS Al Quds di Kota Gaza, Jalur Gaza, Palestina.
Foto: Anadolu
RS Al Quds di Kota Gaza, Jalur Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL - Kelompok perlawanan Palestina Hamas pada Ahad (12/11/2023) mendesak PBB dan komunitas internasional untuk secepatnya mengintervensi agar bahan bakar dapat masuk ke Jalur Gaza demi operasional rumah sakit.

Desakan itu disampaikan dalam sebuah pernyataan merespons klaim militer Israel yang mengatakan kelompok Palestina itu telah menolak menerima BBM untuk rumah sakit Al-Shifa di Gaza.

Baca Juga

Juru bicara militer Israel Avichay Adraee pada Ahad (12/11/2023) mengatakan dalam X bahwa pasukan Israel telah memberikan 300 liter bahan bakar kepada rumah sakit Al-Shifa, tetapi Hamas melarang RS itu untuk menerima bantuan tersebut. Hamas membantah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa yang dikatakan Israel adalah bohong.

"Hamas bukan pihak manajemen RS Al-Shifa, dan tidak tercantum dalam struktur pengambilan keputusan dan (Hamas) sepenuhnya tunduk kepada otoritas Kementerian Kesehatan Palestina yang mengelola urusan administratif dan teknisnya," kata Hamas.

“Apa yang diungkapkan oleh pihak administrasi Rumah Sakit Al-Shifa adalah bahwa tawaran pendudukan (Israel) untuk memasok rumah sakit dengan hanya 300 liter bahan bakar menunjukkan sikap meremehkan rasa sakit dan penderitaan pasien, bayi prematur dan staf medis yang terjebak di dalamnya.”

“Melalui tawaran ini, pendudukan (Israel) berusaha meluncurkan kampanye propaganda murahan untuk mempercantik wajah buruk mereka dan mencoba menyembunyikan kejahatan terhadap kemanusiaan, pengeboman rumah sakit, pembunuhan staf medis, dan membahayakan nyawa pasien dengan menghentikan pasokan bahan bakar, air, dan obat-obatan,” kata Hamas.

Kelompok tersebut meminta PBB dan komunitas internasional agar segera turun tangan membawa bahan bakar ke Jalur Gaza untuk mengoperasikan rumah sakit, menyelamatkan pasien, anak-anak dan korban luka di dalamnya, dan menghentikan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional.

Israel melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza–termasuk terhadap rumah sakit-rumah sakit, tempat tinggal dan rumah ibadah–sejak Hamas melancarkan serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023.

Sejak itu, jumlah kematian dalam serangan Israel telah melampaui 11.100 orang, termasuk lebih dari 8.000 perempuan dan anak-anak, kata kantor media pemerintah di Gaza pada Ahad. Jumlah korban tewas di Israel hampir 1.200, menurut angka resmi Pemerintah Israel.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement